Assalamu'alaikum wr. wb.
Selamat Pagi/Siang/Sore/Malam para pembaca! Apa kabar kalian? Semoga selalu dalam keadaan Sehat Wal Afiat... yah, walau saat menulis post ini saya sedang dalam keadaan kurang fit..
Seperti yang kalian tahu, judul blog ini "Mas Fajrul Adventure", berarti belum lengkap kalau saya belum pernah post pengalaman saya dalam Joyride KA di blog ini. Saya akan menceritakan petualangan saya dengan KA Serayu Pagi dari Jakarta Kota menuju Padalarang. Ditambah juga dengan beberapa perjalanan KA Lokal diluar KA Serayu ini.
Baik, langsung saja menuju ceritanya...
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kamis, 27 Maret 2014
Pukul 04.30 pagi, bangun tidur ku terus mandi, tidak lupa menggosok gigi, habis mandi ku tolong ibu, membereskan barang-barangku. Eh, kok malah jadi nyanyi? Setelah mengecek kembali barang-barang, tidak lupa berpamitan kepada kedua orang tua tercinta. Pukul 05.15, Perjalanan ini...terasa sangat menyedihkan resmi saya mulaikan!
Dengan menaiki Ojek dari rumah, saya berangkat menuju stasiun Tambun. Saldo Uang Saku : 200.000 - 15.000 (tarif ojek) = 185.000. Pukul 05.30 saya sudah tiba di stasiun Tambun. Ternyata antrian tiket sudah seperti KA Babaranjang Divre III @@ padahal loket baru dibuka 5 menit lalu. Bagaimana tidak? KA Lokal tujuan Jakarta Kota hanya ada 3 di pagi hari. KA 287 pukul 05.56, KA 289 pukul 06.13, dan KA 285 pukul 06.54. Setelah mengantri kurang lebih 10 menit, akhirnya saya berhasil mendapatkan tiket KA 287.
Setelah lama menunggu di peron 3, pukul 05.54 tepat KA 287 dengan lokomotif CC 203 12 Dipo Induk JNG memasuki Jalur 4 Tambun. Sepertinya, akan menunggu susulan terlebih dahulu. Entah KA apa, saya tidak begitu hafal Perka KA subuh di Tambun. Singkat cerita, pukul 06.10 KA 287 berangkat menuju Jakarta Kota. Kondisi di dalam K3-2 saat itu penuh sesak sekali. Bukan sekali lagi, dua kali malah... bagaikan tenggelam di lautan manusia. Memang wajar, apalagi waktu itu masih hari Kamis yang notabene masih hari kerja.
Perjalanan KA 287 ini tidak begitu mulus. Hampir di tiap petak stasiun, dia pasti tertahan sinyal. Pertama, di sinyal masuk Bekasi. kedua, di sinyal masuk Cakung. Dan ketiga, Cipinang. Saya saat itu berada di sebelah kanan rangkaian. Niatnya sih, biar bisa liat beberapa lokomotif yang tersedia di dipo Jatinegara. Sekaligus ingin melihat salah satu koleksi lokomotif "Si Jago Merah" itu, CC 201 102 JNG. Sekitar pukul 06.35, KA 287 melintasi jalur 3 Jatinegara. Tapi, di saat yang bersamaan, "Froooooooooooooong.... Frooooong..." terdengar Semboyan 35 yang sangat keras, khas Divre III. Dan ternyata dugaan saya salah, CC 201 102 tidak ada di Dipo. Malah dia membawa KA 140 Tawang Jaya tujuan Semarang Poncol dengan posisi LongHood Brvtaaall, dan saya hanya bisa melihatnya celah jendela yang tidak tertutup oleh penumpang. Nyesek broh!
Perjalanan selepas Jatinegara tidak lebih lancar dibanding Tambun-Jatinegara. Bahkan lebih buruk. Bagaimana tidak? Tertahan di Kramat, sinyal masuk Pasar Senen, sinyal masuk Kemayoran, dan sinyal masuk Kampung Bandan. Alhasil, KA 287 baru tiba di Jakarta Kota sekitar pukul 07.15. Terlambat lebih dari 20 menit.
Untuk sementara segitu dulu yak, saya masih sibuk nih, hehehe...
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kamis, 27 Maret 2014
Pukul 04.30 pagi, bangun tidur ku terus mandi, tidak lupa menggosok gigi, habis mandi ku tolong ibu, membereskan barang-barangku. Eh, kok malah jadi nyanyi? Setelah mengecek kembali barang-barang, tidak lupa berpamitan kepada kedua orang tua tercinta. Pukul 05.15, Perjalanan ini...
Dengan menaiki Ojek dari rumah, saya berangkat menuju stasiun Tambun. Saldo Uang Saku : 200.000 - 15.000 (tarif ojek) = 185.000. Pukul 05.30 saya sudah tiba di stasiun Tambun. Ternyata antrian tiket sudah seperti KA Babaranjang Divre III @@ padahal loket baru dibuka 5 menit lalu. Bagaimana tidak? KA Lokal tujuan Jakarta Kota hanya ada 3 di pagi hari. KA 287 pukul 05.56, KA 289 pukul 06.13, dan KA 285 pukul 06.54. Setelah mengantri kurang lebih 10 menit, akhirnya saya berhasil mendapatkan tiket KA 287.
Setelah lama menunggu di peron 3, pukul 05.54 tepat KA 287 dengan lokomotif CC 203 12 Dipo Induk JNG memasuki Jalur 4 Tambun. Sepertinya, akan menunggu susulan terlebih dahulu. Entah KA apa, saya tidak begitu hafal Perka KA subuh di Tambun. Singkat cerita, pukul 06.10 KA 287 berangkat menuju Jakarta Kota. Kondisi di dalam K3-2 saat itu penuh sesak sekali. Bukan sekali lagi, dua kali malah... bagaikan tenggelam di lautan manusia. Memang wajar, apalagi waktu itu masih hari Kamis yang notabene masih hari kerja.
Perjalanan KA 287 ini tidak begitu mulus. Hampir di tiap petak stasiun, dia pasti tertahan sinyal. Pertama, di sinyal masuk Bekasi. kedua, di sinyal masuk Cakung. Dan ketiga, Cipinang. Saya saat itu berada di sebelah kanan rangkaian. Niatnya sih, biar bisa liat beberapa lokomotif yang tersedia di dipo Jatinegara. Sekaligus ingin melihat salah satu koleksi lokomotif "Si Jago Merah" itu, CC 201 102 JNG. Sekitar pukul 06.35, KA 287 melintasi jalur 3 Jatinegara. Tapi, di saat yang bersamaan, "Froooooooooooooong.... Frooooong..." terdengar Semboyan 35 yang sangat keras, khas Divre III. Dan ternyata dugaan saya salah, CC 201 102 tidak ada di Dipo. Malah dia membawa KA 140 Tawang Jaya tujuan Semarang Poncol dengan posisi LongHood Brvtaaall, dan saya hanya bisa melihatnya celah jendela yang tidak tertutup oleh penumpang. Nyesek broh!
Perjalanan selepas Jatinegara tidak lebih lancar dibanding Tambun-Jatinegara. Bahkan lebih buruk. Bagaimana tidak? Tertahan di Kramat, sinyal masuk Pasar Senen, sinyal masuk Kemayoran, dan sinyal masuk Kampung Bandan. Alhasil, KA 287 baru tiba di Jakarta Kota sekitar pukul 07.15. Terlambat lebih dari 20 menit.
Untuk sementara segitu dulu yak, saya masih sibuk nih, hehehe...